“POLA ASUH”

Akankah tercipta the best generation Jika begitu Pola Asuhmu?

Berbicara tentang pola asuh, sepertinya pembahasan yang tidak ada ujungnya. Seperti halnya cinta, anak adalah buah dari rasa itu. Anak yang terlahir dari buah cinta sangatlah mengingkan pola asuh yang benar dari orang tuanya. Banyak hal yang sangat seru untuk dibahas dalam pola asuh. Diantaranya ia mempersiapkan bekal dan ilmu untuk itu, yang perlu diingat anak pada usia 0-5 tahun adalah raja dan ratu, maka wahai orang tua perlakukan mereka dengan sangat lembut dan layani mereka. Usia 6-12 Tahun mereka adalah tahanan maka laksanakanlah aturan yang kamu buat sebagai orang tua. Dan didiklah mereka. Usia 13-17 tahun mereka adalah sahabatmu, maka jadilah kamu teman terbaiknya. Dengan luangkan mereka bercerita dan banyaklah berkomunikasi dengannya. Pola asuh tak jauh berlari dari perlakuan baik orangtua. Banyak anak-anak hancur pada dasarnya bukan karena lingkungan, melainkan dari dalam rumahnya sendiri. Pertanyaan saya, seberapa lama mereka lebih kenal lingkungan atau orangtuanya.??

Tentu  jawabannya adalah orangtunya, maka sudah sepatutnya rumah adalah pelajaran pertama dan berharga bagi mereka. Anak dapat mudah dibentuk asalkan sejak dini mereka telah diarahkan. Otak mereka belum bersambungan dengan utuh, jadi jangan bentak mereka, jangan bandingkan mereka, jangan kasari mereka, karena itu akan menciptakan memory buruk untuk masa depan mereka. Sungguh miria banyak orang tua mengatakan, “saya sudah mendidik mereka, saya juga sudah beritahu mereka, saya juga letih ingatin mereka” tapi mengapa anak saya begitu. Satu yang perlu kamu ingat wahai orangtua, anak belajar banyak dari pola asuhmu, jika menangis kamu mempermudah mereka mendapatkan apapun yang diinginkan maka nantikanlah, mereka akan belajar dari itu. Jika marah-marah adalah rasa malumu sehingga orang tua mempermudah memberi apa yang anak mau. Maka mereka akan belajar dari itu. Jika membandingkan dan meremehkan adalah kebiasam orang tua, maka nantikanlah anak-anak yang lemah mentalahnya. SOP dalam rumah itu perlu dan ilmu adalah landasan utamanya. Saya bukan ingin mengajari orang tua arti mendidik, karena mungkin saya tidak layak untuk itu, namun saya khawatir dengan nasih adik-adik saya dimasa depan yang harus menerima nasib buruk karena didikan yang tak terarah dari orang tuanya. Masih ada waktu untuk memperbaiki, selama ada niat Tuhan akan bagi jalan untuk memperbaiknya. Ciptakan suasana baik dirumah, bangun keakraban dan cinta didalamnya. Jangan jadikan rumah laksana kotak yang sunyi tanpa suara, namun jadikan ia laksana taman yang sangat merdu dengan sayupan burung. Sungguh aneh jika kita perhatikan kehidupan keluarga millenial saat ini. Mereka telah berjam-jam keluar untuk bekerja, dengan dalih untuk memenuhi kewajiban, harta berlimpah, mobil mewah, sekolah yang megah dengan fasilitas yang wah. Namun mereka menemukan kegagalan.. Karena apa? sampai rumah kadang orangtua tiba pukul 06.00 sore atau bahkan kemalaman. Lalu apa yang terjadi, bukan merasa bersalah karena meninggalkan keluarga. Mereka malah dengan asyiknya dirumah juga ikut menyambung tugas kantornya, atau sibuk dengn whattsap nya. Gadgetnya, atau letihnya. Pertanyaan saya, kamu bawak kemana keluargamu? Wahai orangtua anak mu pasanganmu butuh komunikasi dan sapaan darimu. Jika pagi kerja pulang kemalaman lantas keluarga apa seperti ini yang tidak punya waktu bersama keluarga. Mereka bukan patung yang dapat kamu tinggal pergikan gitu aja. Mereka butuh kehangatan dan kasih serta kehadiranmu wahai ayah dan ibu. Atau suami dan istri. Salam keluarga bahagia, semoga kita dianugerahkan keluarga yang indah didunia sampai juga indah disyurga.

BPPK

Al-Fadhilah Raufika

Universitas Malikussaleh

27 Mei 2019

“POLA ASUH”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *